CEKAMAN AIR PADA
TANAMAN TREMBESI
(Laporan
Fisologi Pohon)
Oleh
Ardiyansa Dwi
Saputa
1014081054
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air
merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat hidup.
Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar
anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang
menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat
sedikit. penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak kekurangan. Jika tidak
disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan bahan untuk fotosintesis,
tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang
digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk
hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih
baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses
fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan
pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam
tumbuhtumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya
turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan
menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan . Kekurangan
air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan
menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya
tanaman akan mati.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk Mengetahui
pengaruh cekaman air terhadap perkecambahan biji
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Air
sebagai komponen essensial tumbuhan memiliki peranan antara lain: (a) sebagai
pelarut, di dalamnya terdapat gas, garam dan zat terlarut lainnya yang bergerak
keluar masuk sel, (b) sebagai pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai
proses hidrolisis, dan (c) air essensial untuk menjaga turgiditas di antaranya
dalam pembesaran sel dan pembukaan stomata. Ketersediaan air dalam tanaman
diperoleh melalui proses fisiologis dan hilangnya air dari permukaan bagian
tanaman melalui proses evaporasi dan transpirasi (Griffin et al, 2004).
Cekaman kekeringan
terjadi ketika ketersediaan air tanah menurun dan kondisi atmosfir menyebabkan
kehilangan air terus menerus melalui transpirasi atau evaporasi . Lebih lanjut dijelaskan
bahwa cekaman kekeringan ditandai dengan rendahnya kadar air, penyusutan
potensial air daun dan tekanan turgor, penutupan stomata dan berkurangnya
pembesaran dan pertumbuhan sel. Reaksi tanaman terhadap cekaman kekeringan
berbeda secara signifikan pada berbagai tingkatan tergantung pada intensitas
dan durasi dari cekaman itu sendiri, dan juga species tanaman dan tingkatan
pertumbuhannya (Chaves et al, 2002) .
Cekaman
kekeringan merupakan pengaruh faktor lingkungan yang menyebabkan air tidak
tersedia bagi tanaman, yang dapat disebabkan antara lain oleh tidak tersedianya
air di daerah perakaran tanaman dan permintaan air yang besar di daerah daun
dimana laju evaporasi melebihi laju absorbs air oleh akar. Pengaruh cekaman
kekeringan bergantung pada genetik tanaman, di mana perbedaan morfologi,
anatomi dan metabolisme akan menghasilkan respon yang berbeda terhadap cekaman
kekeringan. (Hamim, 2004)
III.
METODE
PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu.
Alat
menggunakan pisau kecil, kalifer, penggaris/mistar, gembor,kamera dan bahan
yang digunakan benih trembesi (Albizia
saman), air, larutan Ba3, dan larutan IAA.
B. Metode Kerja
Adapun
metode kerja pada praktikum kali ini yaitu.
1. Menyiapkan
benih trembesi (Albizia saman) sebanyak 9 benih,
2. Menentukan
3 benih untuk penyiraman setiap hari, 3 benih yang penyiraman 2 kali sehari dan
3 benih yang penyiraman 4 kali sehari,
3. Melakukan
pengukuran diameter, tinggi, dan reaksi benih
4. Pengukuraan
dilakukan 4hari sekali.
5. Mencatat
ke dalam bentuk tulisan, lalu di ACC
6. Dan
pembuatan laporan
IV.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun
hasil pengamatan pada praktikm ini yaitu.
Tabel
1. Benih dengan intensitas penyiraman setiap hari (6 november 2012)
No
|
Objek
Pengamatan
|
Diameter
(cm)
|
Tinggi
(cm)
|
Jumlah
helai daun
|
Keterangan
|
1
|
Trembesi
(1)
|
0,41
|
55
|
82
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
2
|
Trembesi
(2)
|
0,43
|
59
|
75
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
3
|
Trembesi
(3)
|
0,56
|
58
|
87
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
4
|
Trembesi
(4)
|
0,28
|
61
|
79
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
5
|
Trembesi
(5)
|
0,34
|
51
|
75
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
Tabel 2. Benih dengan
intensitas penyiraman 2 hari sekali (6 november 2012)
No
|
Objek
Pengamatan
|
Diameter
(cm)
|
Tinggi
(cm)
|
Jumlah
helai daun
|
Keterangan
|
1
|
Trembesi
(1)
|
0,42
|
62
|
79
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
2
|
Trembesi
(2)
|
0,51
|
64
|
83
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
3
|
Trembesi
(3)
|
0,41
|
59
|
78
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
4
|
Trembesi
(4)
|
0,46
|
69
|
85
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
5
|
Trembesi
(5)
|
0,39
|
67
|
81
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
Tabel 3. Benih dengan
intensitas penyiraman 4 hari sekali (6 november 2012)
No
|
Objek Pengamatan
|
Diameter (cm)
|
Tinggi (cm)
|
Jumlah helai daun
|
Keterangan
|
1
|
Trembesi
(1)
|
0,48
|
54
|
77
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
2
|
Trembesi
(2)
|
0,46
|
58
|
85
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
3
|
Trembesi
(3)
|
0,43
|
59
|
81
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
4
|
Trembesi
(4)
|
0,53
|
59
|
87
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
5
|
Trembesi
(5)
|
0,44
|
60
|
89
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
Tabel
4. Benih dengan intensitas penyiraman setiap hari (11 november 2012)
No
|
Objek
Pengamatan
|
Diameter
(cm)
|
Tinggi
(cm)
|
Jumlah
helai daun
|
Keterangan
|
1
|
Trembesi
(1)
|
0,41
|
55
|
82
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau dan munculnya tunas-tunas daun muda
|
2
|
Trembesi
(2)
|
0,43
|
59
|
75
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau dan munculnya buku-buku tunas daun muda
|
3
|
Trembesi
(3)
|
0,56
|
58
|
87
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau tetapi belum munculnya tunas-tunas daun muda
|
4
|
Trembesi
(4)
|
0,28
|
61
|
79
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau dan munculnya bakal tunas daun muda
|
5
|
Trembesi
(5)
|
0,34
|
51
|
75
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau tetapi belum munculnya tunas-tunas daun muda
|
Tabel 5. Benih dengan
intensitas penyiraman setiap 2 hari sekali (11 november 2012)
No
|
Objek
Pengamatan
|
Diameter
(cm)
|
Tinggi
(cm)
|
Jumlah
helai daun
|
Keterangan
|
1
|
Trembesi
(1)
|
0,42
|
62
|
79
|
Benih
terlihat masih segar, berwarna hijau segar
|
2
|
Trembesi
(2)
|
0,51
|
64
|
83
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau dan munculnya buku-buku tunas daun muda
|
3
|
Trembesi
(3)
|
0,41
|
59
|
78
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau dan terlihat buku-buku tunas daun muda
|
4
|
Trembesi
(4)
|
0,46
|
69
|
85
|
Benih
terlihat segar dan berwarna hijau
|
5
|
Trembesi
(5)
|
0,39
|
67
|
81
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau muda munculnya buku-buku tunas daun muda
|
Tabel
6. Benih dengan intensitas penyiraman 4 hari sekali (11 november 2012)
No
|
Objek
Pengamatan
|
Diameter
(cm)
|
Tinggi
(cm)
|
Jumlah
helai daun
|
Keterangan
|
1
|
Trembesi
(1)
|
0,48
|
54
|
77
|
Benih
terlihat layu dan daun berwarna hijau kekuningan
|
2
|
Trembesi
(2)
|
0,46
|
58
|
85
|
Benih
terlihat sedikit layu dan daun berwarna hijau kekuningan
|
3
|
Trembesi
(3)
|
0,43
|
59
|
78
|
Benih
terlihat layu, daun berwarna hijau kekuningan dan beberapa daun rontok
|
4
|
Trembesi
(4)
|
0,53
|
59
|
87
|
Benih
terlihat sedikit layu dan daun
berwarna hijau sedikit kekuningan
|
5
|
Trembesi
(5)
|
0,44
|
60
|
80
|
Benih
terlihat layu, daun berwarna hijau kekuningan dan beberapa daun rontok
|
Tabel
7. Benih dengan intensitas penyiraman setiap hari (21 november 2012)
No
|
Objek
Pengamatan
|
Diameter
(cm)
|
Tinggi
(cm)
|
Jumlah
helai daun
|
Keterangan
|
1
|
Trembesi
(1)
|
0,42
|
62
|
83
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau muda, munculnya daun-daun muda dan tanah
sedikit basa
|
2
|
Trembesi
(2)
|
0,51
|
64
|
85
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau muda, munculnya daun-daun muda dan tanah
sedikit basa
|
3
|
Trembesi
(3)
|
0,41
|
59
|
89
|
Daun
berwarna hijau , munculnya daun- daun muda dan tanah sedikit basa
|
4
|
Trembesi
(4)
|
0,46
|
69
|
95
|
Daun
berwarna hijau muda munculnya daun-daun muda, dan tunas-tunas daun muda
|
5
|
Trembesi
(5)
|
0,36
|
67
|
87
|
Daun
berwarna hijau muda munculnya daun-daun muda dan munculnya tunas-tunas muda
|
Tabel 8. Benih dengan
intensitas penyiraman setiap 2 hari sekali (21 november 2012)
No
|
Objek
Pengamatan
|
Diameter
(cm)
|
Tinggi
(cm)
|
Jumlah
helai daun
|
Keterangan
|
1
|
Trembesi
(1)
|
0,44
|
56
|
99
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau muda, munculnya daun-daun muda dan adanya
pertambahan diameter
|
2
|
Trembesi
(2)
|
0,43
|
59,2
|
90
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau muda, munculnya daun-daun muda
|
3
|
Trembesi
(3)
|
0,57
|
59
|
98
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau muda munculnya daun- daun muda dan pertambahan
tinggi benih
|
4
|
Trembesi
(4)
|
0,31
|
62
|
92
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau muda munculnya daun-daun muda, dan
bertambahnya diameter benih
|
5
|
Trembesi
(5)
|
0,34
|
51,2
|
86
|
Benih
terlihat segar, berwarna hijau muda munculnya daun-daun muda dan tanah
terlihat basa
|
Tabel 9. Benih dengan
intensitas penyiraman setiap 4 hari sekali (21 november 2012)
No
|
Objek
Pengamatan
|
Diameter
(cm)
|
Tinggi
(cm)
|
Jumlah
helai daun
|
Keterangan
|
1
|
Trembesi
(1)
|
0,48
|
54
|
79
|
Benih
terlihat hijau kekuningan, tanah terlihat sedikit kering dan munculnya
tunas-tunas muda
|
2
|
Trembesi
(2)
|
0,46
|
58
|
80
|
Benih
terlihat hijau kekuningan, tanah terlihat sedikit kering dan beberapa daun
rontok
|
3
|
Trembesi
(3)
|
0,43
|
59
|
91
|
Benih
terlihat hijau kekuningan, tanah terlihat sedikit kering dan munculnya
tunas-tunas muda
|
4
|
Trembesi
(4)
|
0,53
|
59
|
89
|
Benih
terlihat hijau kekuningan, tanah terlihat sedikit kering dan munculnya
tunas-tunas muda
|
5
|
Trembesi
(5)
|
0,44
|
60
|
83
|
Benih
terlihat hijau kekuningan, munculnya beberpa daun muda, tanah terlihat
sedikit kering dan munculnya tunas-tunas muda
|
B. Pembahasaan
Pada
praktikum kali ini yang berjudul tentang cekaman air yang bertampat li
laboratorium rumah kaca di Universitas Lampung. Adapun hasil yang telah
didapatkan dari melakukan pengamatan setiap harinya yaitu.
5
benih trembesi (Albizia saman) yang dilakukan penyiraman setiap harinya
satu kali setelah diamati setelah 4hari sekali perkembangan benih yang ini
semakin lama semakin baik itu berati ada pengaruhnya air terhadap perkembangan
benih hal yang membuktikannya munculnya daun-daun muda dan tunas-tunas muda,
benih tersebut terlihat selalu segar yang berwarna hijau muda, 5 benih trembesi
yang dilakukan penyiraman 2hari sekali perkembangan beihpun tidak kalah dengan
yang disiram setiap harinya yang dibuktikan dengan pertambahan diameter dan
tinggi benih tersebut, dan juga terdapat daun-daun muda ada saat
perkembangannya ini membuktikan kalau benih ini tanah terhadap kekurangan air,
dan 5 trembesi yang dilakukan penyiraman 4hari sekali reaksi pada benih ini
banyak daun-daunnya yang rontok dan berwarna hijau kekuningan itu karena
disebabkan benih tersebut kekurangan air.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu.
Pengaruh
cekaman air terhadap perkembangan benuih sangat menjadi faktor yang
mempengaruhi karena ketika ada perbangan intesitas penyiraman yang berbeda
disetiap harinya pada suatu benih maka akan menghasilkan benih yang tidak
disiram selama beberapa hari dengan yang disiram setiap harinya sangat berbeda
perkembangannya. Benih yang disiram setiap harinya menghasil kan perkembangan
yang baik di bandingkan benih yang
beberapa hari disiram, hal yang membuktikannya benih yang disiram setiap
harinya terllihat lebih segar berwana hijau daunnya, tumbuhnya tunas-tunas muda
dan juga daun-daun muda. Sedangkan benih yang disiram 4hari sekali banyak
daun-daunnya yang rontok, diameter, tinggi benih tersebut berkurang, dan benih
tersebut kelihatan layu yeng berwana
hijau kekuningan.
B. Saran
Adapun
saran pada praktikum ini yaitu.
Sebaiknya
praktikan dibuatkan buku praktikum untuk memaksimalkan jalnnya praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Griffin et al. 2004. Air sebagai komponen essensial untuk tumbuhan,
Jakarta. Diakses tanggal 23 november
2012 pukul 20.00 wib.
Hamim.
2007. Ekofisiologi Tanaman.
Universitas Padjajaran. Bandung. Diakses
tanggal 23 november 2012 pukul 20.10 wib.
LAMPIRAN
Gambar
1. Benih Trembesi sebelum diberi
perlakuan
`
Gambar 2. Benih Trembesi yang telah diberi perlakuan pemotongan pucuk dan
pemberian hormon