الأربعاء، 16 يناير 2013

laporan cekaman air pada tanaman trembesi








CEKAMAN AIR PADA TANAMAN TREMBESI
 (Laporan Fisologi Pohon)






Oleh
Ardiyansa Dwi Saputa
1014081054










FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012






I.       PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat hidup. Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat sedikit. penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak kekurangan. Jika tidak disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tumbuhtumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan . Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati.

B.  Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk  Mengetahui pengaruh cekaman air terhadap perkecambahan biji






II.    TINJAUAN PUSTAKA

 
Air sebagai komponen essensial tumbuhan memiliki peranan antara lain: (a) sebagai pelarut, di dalamnya terdapat gas, garam dan zat terlarut lainnya yang bergerak keluar masuk sel, (b) sebagai pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis, dan (c) air essensial untuk menjaga turgiditas di antaranya dalam pembesaran sel dan pembukaan stomata. Ketersediaan air dalam tanaman diperoleh melalui proses fisiologis dan hilangnya air dari permukaan bagian tanaman melalui proses evaporasi dan transpirasi (Griffin et al, 2004).

Cekaman kekeringan terjadi ketika ketersediaan air tanah menurun dan kondisi atmosfir menyebabkan kehilangan air terus menerus melalui transpirasi atau evaporasi . Lebih lanjut dijelaskan bahwa cekaman kekeringan ditandai dengan rendahnya kadar air, penyusutan potensial air daun dan tekanan turgor, penutupan stomata dan berkurangnya pembesaran dan pertumbuhan sel. Reaksi tanaman terhadap cekaman kekeringan berbeda secara signifikan pada berbagai tingkatan tergantung pada intensitas dan durasi dari cekaman itu sendiri, dan juga species tanaman dan tingkatan pertumbuhannya (Chaves et al, 2002) .

Cekaman kekeringan merupakan pengaruh faktor lingkungan yang menyebabkan air tidak tersedia bagi tanaman, yang dapat disebabkan antara lain oleh tidak tersedianya air di daerah perakaran tanaman dan permintaan air yang besar di daerah daun dimana laju evaporasi melebihi laju absorbs air oleh akar. Pengaruh cekaman kekeringan bergantung pada genetik tanaman, di mana perbedaan morfologi, anatomi dan metabolisme akan menghasilkan respon yang berbeda terhadap cekaman kekeringan. (Hamim,  2004)








III.      METODE PRAKTIKUM


A.  Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu.
Alat menggunakan pisau kecil, kalifer, penggaris/mistar, gembor,kamera dan bahan yang digunakan benih trembesi (Albizia saman), air, larutan Ba3, dan larutan IAA.


B.  Metode Kerja

Adapun metode kerja pada praktikum kali ini yaitu.
1.      Menyiapkan benih trembesi (Albizia saman) sebanyak 9 benih,
2.      Menentukan 3 benih untuk penyiraman setiap hari, 3 benih yang penyiraman 2 kali sehari dan 3 benih yang penyiraman 4 kali sehari,
3.      Melakukan pengukuran diameter, tinggi, dan reaksi benih
4.      Pengukuraan dilakukan 4hari sekali.
5.      Mencatat ke dalam bentuk tulisan, lalu di ACC
6.      Dan pembuatan laporan



















IV.      HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



A.  Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada praktikm ini yaitu.
Tabel 1. Benih dengan intensitas penyiraman setiap hari (6 november 2012)
No
Objek Pengamatan
Diameter (cm)
Tinggi (cm)
Jumlah helai daun

Keterangan

1

Trembesi (1)

0,41

55

82
Benih terlihat segar dan berwarna hijau

2

Trembesi (2)

0,43

59

75
Benih terlihat segar dan berwarna hijau

3

Trembesi (3)

0,56

58

87
Benih terlihat segar dan berwarna hijau

4

Trembesi (4)

0,28

61

79
Benih terlihat segar dan berwarna hijau

5

Trembesi (5)

0,34

51

75
Benih terlihat segar dan berwarna hijau
                                                                                                       

Tabel 2. Benih dengan intensitas penyiraman 2 hari sekali (6 november 2012)
No
Objek Pengamatan
Diameter (cm)
Tinggi (cm)
Jumlah helai daun
Keterangan
1
Trembesi (1)
0,42
62
79
Benih terlihat segar dan berwarna hijau
2
Trembesi (2)
0,51
64
83
Benih terlihat segar dan berwarna hijau
3
Trembesi (3)
0,41
59
78
Benih terlihat segar dan berwarna hijau
4
Trembesi (4)
0,46
69
85
Benih terlihat segar dan berwarna hijau
5
Trembesi (5)
0,39
67
81
Benih terlihat segar dan berwarna hijau

Tabel 3. Benih dengan intensitas penyiraman 4 hari sekali (6 november 2012)
No
Objek Pengamatan
Diameter (cm)
Tinggi (cm)
Jumlah helai daun

Keterangan
1
Trembesi (1)
0,48
54
77
Benih terlihat segar dan berwarna hijau
2
Trembesi (2)
0,46
58
85
Benih terlihat segar dan berwarna hijau
3
Trembesi (3)
0,43
59
81
Benih terlihat segar dan berwarna hijau
4
Trembesi (4)
0,53
59
87
Benih terlihat segar dan berwarna hijau
5
Trembesi (5)
0,44
60
89
Benih terlihat segar dan berwarna hijau

Tabel 4. Benih dengan intensitas penyiraman setiap hari (11 november 2012)
No
Objek Pengamatan
Diameter (cm)
Tinggi (cm)
Jumlah helai daun

Keterangan
1
Trembesi (1)
   0,41
   55
   82
Benih terlihat segar, berwarna hijau dan munculnya tunas-tunas daun muda
2
Trembesi (2)
   0,43
   59
   75
Benih terlihat segar, berwarna hijau dan munculnya buku-buku tunas daun muda
3
Trembesi (3)
   0,56
   58
   87
Benih terlihat segar, berwarna hijau tetapi belum munculnya tunas-tunas daun muda
4
Trembesi (4)
   0,28
   61
  79
Benih terlihat segar, berwarna hijau dan munculnya bakal tunas daun muda
5
Trembesi (5)
0,34
51
   75
Benih terlihat segar, berwarna hijau tetapi belum munculnya tunas-tunas daun muda


Tabel 5. Benih dengan intensitas penyiraman setiap 2 hari sekali (11 november 2012)
No
Objek Pengamatan
Diameter (cm)
Tinggi (cm)
Jumlah helai daun

Keterangan
1
Trembesi (1)
0,42
62
79
Benih terlihat masih segar, berwarna hijau segar
2
Trembesi (2)
0,51
64
83
Benih terlihat segar, berwarna hijau dan munculnya buku-buku tunas daun muda
3
Trembesi (3)
0,41
59
78
Benih terlihat segar, berwarna hijau dan terlihat buku-buku tunas daun muda
4
Trembesi (4)
0,46
69
85
Benih terlihat segar dan berwarna hijau
5
Trembesi (5)
0,39
67
81
Benih terlihat segar, berwarna hijau muda munculnya buku-buku tunas daun muda

Tabel 6. Benih dengan intensitas penyiraman 4 hari sekali (11 november 2012)
No
Objek Pengamatan
Diameter (cm)
Tinggi (cm)
Jumlah helai daun

Keterangan
1
Trembesi (1)
0,48
54
77
Benih terlihat layu dan daun berwarna hijau kekuningan
2
Trembesi (2)
0,46
58
85
Benih terlihat sedikit layu dan daun berwarna hijau kekuningan
3
Trembesi (3)
0,43
59
78
Benih terlihat layu, daun berwarna hijau kekuningan dan beberapa daun rontok
4
Trembesi (4)
0,53
59
87
Benih terlihat sedikit layu dan daun  berwarna hijau sedikit kekuningan
5
Trembesi (5)
0,44
60
80
Benih terlihat layu, daun berwarna hijau kekuningan dan beberapa daun rontok

Tabel 7. Benih dengan intensitas penyiraman setiap hari (21 november 2012)
No
Objek Pengamatan
Diameter (cm)
Tinggi (cm)
Jumlah helai daun

Keterangan
1
Trembesi (1)
0,42
62
83
Benih terlihat segar, berwarna hijau muda, munculnya daun-daun muda dan tanah sedikit basa
2
Trembesi (2)
0,51
64
85
Benih terlihat segar, berwarna hijau muda, munculnya daun-daun muda dan tanah sedikit basa
3
Trembesi (3)
0,41
59
89
Daun berwarna hijau , munculnya daun- daun muda dan tanah sedikit basa
4
Trembesi (4)
0,46
69
95
Daun berwarna hijau muda munculnya daun-daun muda, dan tunas-tunas daun muda
5
Trembesi (5)
0,36
67
87
Daun berwarna hijau muda munculnya daun-daun muda dan munculnya tunas-tunas muda

Tabel 8. Benih dengan intensitas penyiraman setiap 2 hari sekali (21 november 2012)
No
Objek Pengamatan
Diameter (cm)
Tinggi (cm)
Jumlah helai daun

Keterangan
1
Trembesi (1)
0,44
56
99
Benih terlihat segar, berwarna hijau muda, munculnya daun-daun muda dan adanya pertambahan diameter
2
Trembesi (2)
0,43
59,2
90
Benih terlihat segar, berwarna hijau muda, munculnya daun-daun muda
3
Trembesi (3)
0,57
59
98
Benih terlihat segar, berwarna hijau muda munculnya daun- daun muda dan pertambahan tinggi benih
4
Trembesi (4)
0,31
62
92
Benih terlihat segar, berwarna hijau muda munculnya daun-daun muda, dan bertambahnya diameter benih
5
Trembesi (5)
0,34
51,2
86
Benih terlihat segar, berwarna hijau muda munculnya daun-daun muda dan tanah terlihat basa

Tabel 9. Benih dengan intensitas penyiraman setiap 4 hari sekali (21 november 2012)
No
Objek Pengamatan
Diameter (cm)
Tinggi (cm)
Jumlah helai daun

Keterangan
1
Trembesi (1)
0,48
54
79
Benih terlihat hijau kekuningan, tanah terlihat sedikit kering dan munculnya tunas-tunas muda
2
Trembesi (2)
0,46
58
80
Benih terlihat hijau kekuningan, tanah terlihat sedikit kering dan beberapa daun rontok
3
Trembesi (3)
0,43
59
91
Benih terlihat hijau kekuningan, tanah terlihat sedikit kering dan munculnya tunas-tunas muda
4
Trembesi (4)
0,53
59
89
Benih terlihat hijau kekuningan, tanah terlihat sedikit kering dan munculnya tunas-tunas muda
5
Trembesi (5)
0,44
60
83
Benih terlihat hijau kekuningan, munculnya beberpa daun muda, tanah terlihat sedikit kering dan munculnya tunas-tunas muda


B.  Pembahasaan

Pada praktikum kali ini yang berjudul tentang cekaman air yang bertampat li laboratorium rumah kaca di Universitas Lampung. Adapun hasil yang telah didapatkan dari melakukan pengamatan setiap harinya yaitu.
5 benih trembesi (Albizia saman) yang dilakukan penyiraman setiap harinya satu kali setelah diamati setelah 4hari sekali perkembangan benih yang ini semakin lama semakin baik itu berati ada pengaruhnya air terhadap perkembangan benih hal yang membuktikannya munculnya daun-daun muda dan tunas-tunas muda, benih tersebut terlihat selalu segar yang berwarna hijau muda, 5 benih trembesi yang dilakukan penyiraman 2hari sekali perkembangan beihpun tidak kalah dengan yang disiram setiap harinya yang dibuktikan dengan pertambahan diameter dan tinggi benih tersebut, dan juga terdapat daun-daun muda ada saat perkembangannya ini membuktikan kalau benih ini tanah terhadap kekurangan air, dan 5 trembesi yang dilakukan penyiraman 4hari sekali reaksi pada benih ini banyak daun-daunnya yang rontok dan berwarna hijau kekuningan itu karena disebabkan benih tersebut kekurangan air.
























V.     KESIMPULAN DAN SARAN


A.  Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu.
Pengaruh cekaman air terhadap perkembangan benuih sangat menjadi faktor yang mempengaruhi karena ketika ada perbangan intesitas penyiraman yang berbeda disetiap harinya pada suatu benih maka akan menghasilkan benih yang tidak disiram selama beberapa hari dengan yang disiram setiap harinya sangat berbeda perkembangannya. Benih yang disiram setiap harinya menghasil kan perkembangan yang baik di bandingkan benih yang  beberapa hari disiram, hal yang membuktikannya benih yang disiram setiap harinya terllihat lebih segar berwana hijau daunnya, tumbuhnya tunas-tunas muda dan juga daun-daun muda. Sedangkan benih yang disiram 4hari sekali banyak daun-daunnya yang rontok, diameter, tinggi benih tersebut berkurang, dan benih tersebut kelihatan layu  yeng berwana hijau kekuningan.

B.  Saran

Adapun saran pada praktikum ini yaitu.
Sebaiknya praktikan dibuatkan buku praktikum untuk memaksimalkan jalnnya praktikum.










DAFTAR PUSTAKA

 Griffin et al.  2004.  Air sebagai komponen essensial untuk tumbuhan, Jakarta. Diakses tanggal 23 november 2012 pukul 20.00 wib.

Hamim. 2007. Ekofisiologi Tanaman. Universitas Padjajaran. Bandung.  Diakses tanggal 23 november 2012 pukul 20.10 wib.






































LAMPIRAN




Gambar 1. Benih  Trembesi sebelum diberi perlakuan


` Gambar 2. Benih Trembesi yang telah diberi perlakuan pemotongan pucuk dan pemberian hormon