SKARIFIKASI DAN PENYEMAIAN BENIH
(Laporan Praktikum Fisiologi Pohon)
Oleh
Ardiyansa
Dwi Saputra
1014081054
JURUSAN
KEHUTANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2012
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benih yang mengalami dormansi seharusnya diberi
perlakuan pematahan dormansi. Dormansi
pada benih memiliki keuntungan dan kerugian dalam pengelolaan benih pohon. Salah satu keuntungan adanya sifat dormansi
benih adalah menyebabkan benih dapat disimpan dalam jangka waktu lama pada
kondisi lingkungan tempat penyimpanan yang sesuai. Bahkan dalam kegiatan penyimpanan benih,
sesungguhnya merupakan usaha untuk membuat benih menjadi dorman, tidak
berkecambah selama disimpan, tidak terserang hama/penyakit selama disimpan, dan
tetap viabel ketika benih tersebut dikecambahkan.
Adapun
kerugian adanya sifat dormansi benih adalah menunda perkecambahan benih
walaupun benih tersebut sudah diletakkan pada tempat yang memenuhi syarat
terjadinya proses perkecambahan. Benih
yang tertunda berkecambah ketika dikecambahkan menyebabkan memiliki resiko
besar antara lain perkecambahan terjadi tidak serempak, kecambah yang tumbuh
tidak seragam, mudah terserang penyakit, kehilangan energi perkecambahan,
bahkan bisa mati karena terlalu lama mengalami dormansi. Oleh karena itu, dormansi harus ditangani
sebelum benih dikecambahkan agar benih segera berkecambah dengan daya kecambah
sesuai dengan besarnya viabilitas yang dimiliki (Indriyanto, 2011).
B. Tujuan
Adapun tujuan dari skarifikasi dan
penyapihan benih yaitu sebagai berikut.
1. Mampu
mengidentifikasi tipe dormansi benih.
2. Mampu
menentukan cara skarifikasi benih sesuai dengan tipe dormansinya.
3. Mampu
menyemai benih secara baik dan benar.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Kecepatan berkecambah ada hubungan nya dengan vigor
benih, benih yang kecepatan berkecambahnya tinggi, tanaman yang dihasilkan
cenderung lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang sub optimum ( kurang
ideal ). Adapun kecepatan berkecambah
dikatakan tinggi apabila pada hari tersebut diatas benih yang berkecambah lebih
dari 75 %. Pengertian vigor benih
disini adalah kemampuan sekelompok / sejumlah benih untuk berkecambah normal
pada lingkungan sub optimal ( kondisi lapangan ) secara serentak. Secara
matematis kecepatan berkecambah dinyatakan dengan Coeficient Germination (Anonymous,
2010).
Perendaman benih dalam air sebelum penyemaian sangat
berguna untuk proses perkecambahan.
Penyerapan air oleh benih terjadi pada tahap pertama berguna untuk
melunakkan kulit. Menurut Kamil (1979)
air harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk pelunakkan kulit, memberi
fasilitas masuknya oksigen, mengencerkan protoplasma untuk mengaktifkan
bermacam-macam fungsinya dan sebagai alat transportasi larutan makanan dari
endosperm atau kotiledon dengan titik tumbuh pada embryonic axic. Sutopo (1985) berpendapat bahwa enzim-enzim
di dalam biji distimulasi oleh Gibberellic Acid (GA3) bahwa suatu hormon tumbuh
yang dihasilkan oleh embrio setelah menyerap air.
Daya kecambah pada benih memberikan informasi kepada
para pemanfaat benih mengenai kemampuan benih tumbuh menjadi tanaman yang
berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum. Parameter yang digunakan yaitu berupa
persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur tunbuh
embrio yang diamati secara langsung.
Persentase perkecambahan adalah persentase kecambah normal yang dapat
dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu
yang sudah ditetapkan (Sutopo, 2004).
Perkecambahan pada biji dapat dibedakan atas dua
macam proses, yaitu proses perkecambahan fisiologis (phisiological process) dan
proses perkecambahan morfologis (morphological process). Pada proses perkecambahan fisiologis, secara
biologis terjadi beberapa proses berurutan selama perkecambahan buji
berlangsung yaitu penyerapan air (water absorption), ernaan (digestion), pengangkutan zat makanan (food transfer),
asimilasi, pernapasan (respirasi), dan pertumbuhan yang masing-masing memiliki
fungsi dan peranan yang menunjang terjadinya proses perkecambahan. Sedangkan proses perkecambahan morfologis
merupakan proses tahapan segera sesudah proses pengangkutan makanan dan
pernapasan yang masih meliputi pembelahan sel dan pemanjangan sel, akan tetapi
lebih dikaitkan dengan pertumbuhan embryonic axis yang dapat dilihat dan diamati
dengan mata telanjang yaitu keluarnya radicle dan plumule dari kulit biji. Secara morfologis sulit ditentukan dengan
pasti kapan perkecambahan biji berakhir dan pertumbuhan dimulai. Hal ini disebabkan oleh karena dalam praktek
sehari-hari kita menentukan suatu biji berkecambah apabila telah kelihatan
keluarnya radicle tau plumule dari kulit biji.
Sedangkan, sebelumnya keluarnya radicle atau plumule itu sendiri adalah
hasil akibat dari proses pertumbuhan yang telah terjadi dimana disebabkan oleh
pembelahan sel, pemanjangan sel atau kedanya sekaligus (Kamil, 1986).
Online Slots Casino Games at JTM - KtmHub
ردحذفJV Slot, 당진 출장안마 a brand new video 구리 출장마사지 slot from Pragmatic Play, brings players to the worlds 서산 출장안마 of 김해 출장안마 casino games, sports betting and 김제 출장안마 slots. Read more.